Filsafat Nggak Bikin Mumet! Temukan Jalan Pulang untuk Bahagia dalam Buku Filsafat Kebahagiaan Karya Fahruddin Faiz
![]() |
Buku Filsafat Kebahagiaan karya Fahruddin Faiz |
Judul: Filsafat Kebahagiaan
Penulis: Fahruddin Faiz
Penerbit: PT Mizan Pustaka
Tahun Terbit: 2023
BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Kata siapa filsafat itu bikin mumet? Ada juga filsafat yang mudah dipahami, seperti buku Filsafat Kebahagiaan ini.
Buku ini ditulis sendiri oleh Fahruddin Faiz, Dosen Filsafat, yang sering diundang untuk mengisi kajian dan siniar (podcast) lokal maupun nasional.
Kalau sedulur, pernah mendengarkan podcast beliau yang terdengar ringan dan sederhana, seperti itu pula gambaran bahasa yang digunakan Fahruddin Faiz dalam buku ini.
Kenapa Harus Bahagia?
Menurut Fahruddin Faiz, tidak ada manusia yang tidak menginginkan kebahagiaan. Kamu bekerja untuk mendapatkan uang, untuk membeli kebahagiaan.
Kamu sekolah dan kuliah untuk mempersiapkan dan menciptakan kebahagiaan sesuai dengan standar yang kamu inginkan.
Baginya, kebahagiaan adalah sesuatu yang dipandang bernilai, sangat bernilai, bahkan paling bernilai oleh manusia dalam kehidupannya.
Dalam buku ini, kebahagiaan tidak hanya dikaitkan dalam bentuk materi, tapi juga rasa syukur yang mendalam dan penerimaan diri.
Jadi bisa dikatakan, bahwa salah satu tujuan besar manusia untuk hidup adalah mencapai kebahagiaan.
Buku ini cocok untuk sedulur yang ingin belajar bahagia, melogikakan kebahagiaan, atau ingin mencari jalan pulang untuk bahagia.
Isi Buku Filsafat Kebahagiaan
Meskipun terdengar mudah dan bisa diciptakan, ternyata banyak orang yang masih sulit memahami dan menemukan hakikat kebahagiaan.
Dalam buku ini, Fahruddin Faiz mengajak pembaca untuk melihat perspektif kebahagiaan dari beberapa filsuf dunia, seperti:
- Plato dengan tradisi filsafat Yunani yang rasional dan idealis
- Al-Farabi dengan tradisi filsafat Islam yang rasional dan religius
- Imam al Ghazali dengan tradisi filsafat Islam yang religius dan spiritual
- Ki Ageng Suryomentaram dengan tradisi filsafat Jawa yang arif-realisis.
Bagi peminat filsafat, tentu gagasan tokoh-tokoh ini sangat disayangkan kalau dilewatkan, dan bagi pemula, jangan khawatir, karena sekali lagi bahasanya sangat mudah dipahami.
Fahruddin Faiz berusaha mendekatkan pemahaman terkait kebahagiaan dengan sesuatu yang dekat dengan kita.
Sedikit POV Kebahagiaan Menurut Filsuf Jawa
Dalam buku ini juga akan dijelaskan secara eksplisit, mengapa orang Jawa itu sangat erat dengan cocoklogi, atau lebih sopan lagi kita sebut dengan berfalsafah.
Wong Jawa itu suka berfalsafah, suka memberi makna terhadap apa yang mereka lakukan dan itu membuat mereka bahagia.
Salah satu, artinya masih ada yang lain lagi, cara untuk berbahagia menurut Ki Ageng Suryomentaram adalah dengan “meruhi awakipun piyambak” atau “mengetahui diri sendiri.”
Jadi kalau ingin bahagia, pahamilah dirimu sendiri secara jujur, baru nanti bisa memahami orang lain dan lingkungan sekitar.
Kunci pentingnya adalah hinduplah kini (saiki), di sini (ing kene), dan begini (ngene).
Hadirkanlah dirimu dalam kehidupan saat ini, aktivitas ini. Maka kamu akan bahagia.
Hadirkan dirimu untuk membaca buku Filsafat Kebahagiaan ini secara utuh, kemudian kamu bisa memahami kebahagiaan yang sebenarnya itu seperti apa.
Posting Komentar